JAKARTA - Indonesia keluar sebagai juara umum Musabaqah
Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional ke-2 Tahun 2013, setelah berhasil
mengungguli perwakilan dari 20 negara yang berkompetisi mulai 11-14
September di Masjid Istiqlal.
Sesuai dengan keputusan Dewan Hakim (beranggotakan dari Yordania, Iran, Uni Emirat
Arab dan Indonesia) yang dibacakan oleh Dr. Syaikh Samih Assaminah
(Yordania) selaku Ketua, para juara MTQ Internasional ke-2 Tahun 2013
adalah sebagai berikut:
1. Cabang Tilawatil Qur’an (seni baca): juara pertama diraih oleh Ahmad Al Holdy (Qari
asal Maroko), juara kedua Duduy Sa'dullah (Indonesia) dan juara ketiga Muhammad
bin Ali (Brunei Darussalam).
2. Cabang Hifdzil Qur’an (hafalan): juara pertama diraih Jajang Hasanuddin (Hafidz asal
Indonesia), juara kedua Khalid Jasim Al Inaty (Kuwait) dan juara ketiga oleh
Muhammad Mubeen (Afrika Selatan).
Dalam sambutan acara penutupan tadi malam, Wakil Menteri Agama
Nasaruddin Umar mengharapkan penyelenggaraan MTQ Internasional ini dapat
menjadi jembatan ukhuwah Islamiyah. Wamenag melalui siaran persnya juga
menegaskan bahwa MTQ Internasional ini memiliki peran strategis sebagai
salah satu sarana menyatukan umat Islam yang di masa-masa mendatang
perlu untuk terus ditingkatkan. Selain itu, MTQ dan pendidikan Alquran
juga diharapkan oleh Wamenag memberi pengaruh dan sentuhan syiar dakwah
yang bernilai positif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ajang MTQ Internasional ke-2 Tahun 2013 ini juga dimeriahkan dengan Seminar Internasional yang bertajuk Peran strategis Al Qur’an dalam Era Global Menuju Peradaban Baru
di Masjid Istiqlal Jakarta tanggal, 13 Sptember 2013 oleh Pimpinan
Pusat Ikatan Persaudaraan Qari Qariah dan Hafidz Hafidzah (IPQAH).
Hadir sebagai pembicara dalam seminar itu antara lain, Ketua Umum PP
IPQAH Prof. Dr. Said Aqil Husein Al Munawwar (Indonesia), Dr Sami’ Al
Samina (Yordania) dan Syekh Rasyid Hasan (Uni Emirat Arab).
MTQ Internasional yang dibuka oleh Wakil Presiden Boediono pada 11
September 2013, diikuti oleh 40 peserta dari 20 negara, yaitu: Maroko,
Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, India, Pakistan, Malaysia, Thailand,
Mesir, Yordania, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Kuwait, Tunisia,
Belanda, Aljazair, Timor Leste, Saudi Arabia, Singapura, Perancis, dan
Indonesia
MTQ Internasional ke-2 yang diselenggarakan di Masjid Istiqlal Jakarta
ini melombakan 2 cabang, yaitu: seni baca (tilawah) Al-Qur'an dan
hafalan Al-Qur'an. MTQ Internasional ini merupakan event kedua di mana
Indonesia menjadi tuan rumah. Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi tuan
rumah pada 2003.
Minggu, 29 September 2013
Kisah Cinta yang terpelihara Ali dan Fatimah
Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali
yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang
dari Sang Nabi, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan
kerjanya, parasnya.
Lihatlah gadis itu pada suatu hari
ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi
perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca,
ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan
dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya
tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula
saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut
jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan! ‘Ali tak tahu apakah rasa
itu bisa disebut cinta.
Tahukah Kamu Mengapa Kita Menguap?
Menguap
selalu identik dengan mengantuk, meskipun kajian akademis punya jawaban yang
lebih ilmiah soal ini.
Tim peneliti Universitas Binghamton menyimpulkan bahwa menguap ada hubungannya dengan suhu di otak kita. Artinya, menguap berfungsi untuk “mendinginkan” otak kita.
Tim peneliti Universitas Binghamton menyimpulkan bahwa menguap ada hubungannya dengan suhu di otak kita. Artinya, menguap berfungsi untuk “mendinginkan” otak kita.
Analoginya sebagai berikut: Otak kita bekerja seperti halnya komputer. Nah, komputer bisa beroperasi dengan efisien bila tetap dingin. Karena itulah dibutuhkan komponen seperti kipas, heatsink, agar komputer tidak cepat panas dan berhenti bekerja.
Demikian juga kerja otak, pemanasan yang terjadi lewat aktifitas berpikir dan bergerak membuat suhu di otak meningkat tajam. Menguap pun merupakan solusi untuk mengembalikan suhu yang stabil bagi aktifitas otak itu sendiri.
Menguap juga tampaknya menjadi
bagian dari sebuah momen transisi dalam otak. Seperti misalnya pada periode
sebelum tidur dan setelah bangun tidur. Kondisi seperti multiple sclerosis
(melibatkan disfungsi thermoregulatory), migrain dan kejang epilepsi ditengarai
juga menjadi penyebab serangan menguap yang berlebihan.
Lantas, mengapa menguap begitu mudah menular?
Lantas, mengapa menguap begitu mudah menular?
Para peneliti tersebut meyakini,
kita sering ikut menguap bila melihat orang lain lebih dulu menguap sebagai
mekanisme otomatis dan terkait dengan sugesti. Studi menunjukkan bahwa menguap
juga menular mungkin terkait dengan kecenderungan ke arah empati; mencoba
memahami sebuah berhubungan dengan orang lain.
Diperkirakan, 55% orang akan menguap dalam waktu lima menit setelah melihat orang lain menguap.
Uniknya, sebuah studi tahun 2007 menemukan bahwa anak-anak dengan gangguan spektrum autisme tidak meningkatkan frekuensi menguap setelah melihat video orang lain menguap. Hal ini mendukung klaim bahwa penularan dalam menguap berhubungan dengan kapasitas empatik.
Diperkirakan, 55% orang akan menguap dalam waktu lima menit setelah melihat orang lain menguap.
Uniknya, sebuah studi tahun 2007 menemukan bahwa anak-anak dengan gangguan spektrum autisme tidak meningkatkan frekuensi menguap setelah melihat video orang lain menguap. Hal ini mendukung klaim bahwa penularan dalam menguap berhubungan dengan kapasitas empatik.
Langganan:
Postingan (Atom)